Dari beberapa teori belajar psikologi, kali ini saya ingin berbagi makalah sederhana tentang Teori Belajar Konstruktivis.
Semoga bermanfaat bagi teman-teman.... : )
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVIS
A. PENGERTIAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Pendekatan
konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang
dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan
sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Pendekatan
konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih
menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru
yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
Dalam
pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran serta sumber belajar atau sumber
informasi dan fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar
dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri (Hudojo, 1998:5-6). Sedangkan
sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, perpustakaan, alam,
laboratorium, televisi, koran dan internet. Oleh karena itu, guru lebih
mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai sehingga para siswa dapat
menciptakan, membangun, mendiskusikan, membandingkan, bekerja sama, dan
melakukan eksperimentasi dalam kegiatan belajarnya (Setyosari, 1997:
53).
Secara
umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang
pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui
aktivitas individu dan social. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme , namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis,
misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains.
Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan
konstruksi social dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme social )
sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang
utama (konstruktivisme individu)
- Konstruktivisme Individu
Para
psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu,
kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut
konstruktivis individual . Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam
psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional
atau kognitif dan strateginya.
- Konstruktivisme social
Berbeda
dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara
social, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan
dan buat secara bersama-sama . Sehingga perkembangan pengetahuan yang
dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda.
Interaksi social, alat-alat budaya , dan aktivitasnya membentuk
perkembangan dan kemampuan belajar individual.
B. CIRI – CIRI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
o Pengembangan
pengetahuan bagi peserta didik dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui
kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat
menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta
yang sesuai dengan kajian teori.
o Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
o Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
o Menghargai dan menerima usaha siswa.
o Menciptakan proses siswa bertanya dan berdialog dengan siswa & guru.
o Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.
o Peran
guru hanya sebagai pembimbing denga menyediakan materi atau konsep apa
yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
C. PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar
3. Siswa aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa
8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari
semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak
boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa harus
membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi
menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide
dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan
tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya dimaksudkan dapat
membantu mereka mencapai tingkat penemuan.
D. IMPLIKASI KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN
Beberapa model pembelajaran matematika yang dilandasi paham kontruktivisme adalah :
(1) Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dan (2) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
PROSES BELAJAR MENURUT KONSTRUKVISME
Proses
belajar dari pandangan kontruktifistik dan dari aspek-aspek si belajar,
peranan guru, sarana belajar, dan evaluasi belajar.
1. Proses
belajar kontruktivistik secara konseptual proses belajar jika dipandang
dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang
berlangsung satu arah dari luar kedalam diri siswa kepada pengalamannya
melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemuktahiran
struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi
prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan.
2. Peranan
siswa. Menurut pandangan ini belajar merupakan suatu proses pembentukan
pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan dengan aktif melakukan
kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang
hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil
prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi
terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan adalah
terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri.
3. Peranan
guru. Dalam pendekatan ini guru atau pendidik berperan membantu agar
proses pengkontruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru
tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri.
4. Sarana
belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan
belajar adalah aktifitas siswa dalam mengkontruksi pengetahuannya
sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan
fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.
5. Evaluasi.
Pandangan ini mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat mendukung
munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas,
kontruksi pengetahuan, serta aktifitas-aktifitas lain yang didasarkan
pada pengalaman.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar