<a href=http://zawa.wordpress.com>Zawa Clocks</a>

Pages

RSS

Kamis, 19 Januari 2012

Lirik It's Happy Line YUI

IT'S HAPPY LINE ~ YUI

Dare no tame ni ikite iru no?
Saenai hibi o sugoshite
Yowasa mo itami mo
Dono kurai kanjiteru no?

Tarinai kinou ni obore
Yume ni kaita kyou
Soroenakute mo yeah yeah
Yoake mae no matataku hoshi ha
Kiete itta no?
Asu he itta no?
Tomorrow never knows..
It`s happy line.
Nani wo shinjite ikeba ii?
Mienai hibi wo sugoshite
Donna yoru wo mite mo
Mou kurai kao wo shinaide

Dare mo ga shiawase yobu egao
Miete iru no?
Warawanakute mo yeah yeah
Asu e no omoi wo mune ni
Akai me wo mite waratte mita no
Tomorrow never knows..
It's happy line.
Tarinai kinou ni obore
Yume ni kaita kyou
Soroenakute mo yeah yeah
Yoake mae no matataku hoshi ha
Kiete itta no?
Asu he itta no?
Tomorrow never knows..
It`s happy line.
Arti Liriknya :


Demi siapakah aku hidup?
Hari-hari kelabu kulewati.
Kelemahan ini, rasa sakit ini:
Apakah aku merasakan semuanya, atau hanya sedikit?

Aku menenggelamkan diriku dalam kenangan-kenangan, tapi itu tidak membantu.
Jadi aku akan mulai hidup untuk hari ini.
Meskipun aku agak tersesat, yeah, yeah
Sebelum fajar, bintang yang berkelap-kelip menghilang.
Aku ingin tau: apakah bintang-bintang itu benar-benar telah hilang?
Atau mereka akan kembali lagi besok?
Tomorrow never knows
It's Happy Line.

Apa yang harus aku percayai?
Hidupku berlalu begitu saja dan aku bahkan tidak menyadarinya.
Tidak peduli apapun yang dibawa oleh malam,
Jangan mengerutkan dahi.

Setiap orang punya wajah dan suara bahagia,
Aku ingin tau apakah aku bisa melihatnya.
Tapi meskipun aku tidak bisa tertawa, yeah, yeah.
Akhirnya aku menemukan keberanianku.
Aku melihat mata merahmu dan mencoba untuk tertawa.
Tomorrow never knows
It's Happy Line.

Aku menenggelamkan diri dalam kenangan-kenangan, tetapi itu tidak membantu.
Jadi aku akan mulai hidup untuk hari ini.
Tapi meskipun aku agak tersesat, yeah, yeah
Sebelum fajar, bintang yang berkelap-kelip menghilang.
Aku ingin tau: apakah bintang-bintang itu benar-benar telah hilang?
Atau mereka akan kembali lagi besok?
Tomorrow never knows
It's Happy Line.


Saat aku menulis blog ini, aku merasa sedang berada dalam titik keputusasaan hidup. Semua masalah seakan muncul satu per satu tanpa bisa dihindari, merambat ke pikiran... Yaa, mungkin sedikit lebay, tapi memang seperti itulah yang aku rasakan. Yang biasa kulakukan saat itu hanyalah mencari suatu hiburan, mendengar lagu, menulis sekedar coret-coret kertas, atau mungkin minta pencerahan dari teman.
Ya, memutar lagu yang sesuai dengan hati, hingga sampai di satu lagu. Karena ini lagu luar, aku penasaran dengan arti liriknya, aku goggling dan kutemukan arti lirik lagu itu. Sungguh lirik yang bagus, memberikan semangat dan pelajaran akan hidup, bahwa setiap masalah tak perlu dicemaskan dan dipikirkan hingga berlarut-larut. Karena tanpa kita sadari, masalah itu mungkin akan terselesaikan dengan sendirinya oleh waktu.
Kita tak pernah tahu hari esok akan seperti apa. Mungkin masalah lain akan datang, dan masalah yang ada akan hilang. Yaa, seperti liriknya, Tomorrow never knows.... Its happy line... 

Selasa, 17 Januari 2012

Cerita Anak ' Tiga Sekawan'


TIGA SEKAWAN

Dahulu kala, hiduplah seekor Ibu Babi dengan 3 orang anaknya. Anak yang sulung sangat malas dan mengabaikan pekerjaannya. Anak yang tengah sangat rakus, tidak mau bekerja dan kerjanya hanya makan. Anak bungsunya tidak seperti kakaknya, ia anak yang rajin bekerja. Suatu saat Ibu Babi berkata kepada anak-anaknya, “Karena kalian sudah dewasa, kalian harus hidup mandiri dan buatlah rumah masing-masing”. Si bungsu berpikir rumah seperti apa yang akan didirikannya.
Si sulung tanpa mau bersusah payah membuat rumahnya dari jerami. Si bungsu berkata, “Kalau rumah jerami nanti akan hancur bila ada angin atau hujan”. “Oh iya ya! Kalau begitu aku akan membuat rumah dari kayu saja, supaya kuat jika ada angin”, kata si tengah. Setelah selesai si bungsu kembali berkata, “kalau
rumah kayu walau tahan angin tetapi akan hancur jika dipukul”. Si kakak menjadi marah, “Kau sendiri lambat membuat rumah dari batu batamu itu, jika hari telah sore serigala akan datang.
Si bungsu bertekad akan membuat rumah dari batu-bata yang kuat yang tidak goyah dengan angin atau serangan serigala. Malampun tiba, pada saat bulan purnama, si bungsu telah selesai. Esok harinya, si bungsu mengundang kedua kakaknya, lalu mereka pergi ke rumah ibu Babi. “Hebat anak-anakku, mulai sekarang kalian hidup dengan mengolah ladang sendiri”, ujar Ibu Babi. Kedua kakak si bungsu menggerutu. “Tidak ah, cape!,” gerutu mereka.
Menjelang senja telah tiba, mereka pamit kepada Ibu mereka. Dalam perjalanan, tiba-tiba seekor serigala membuntuti mereka. “Aku akan memakan babi malas yang tinggal di rumah jerami itu”, kata serigala. Ketika sampai di depan pintu si sulung ia langsung menendang pintu. “Buka pintu!” teriaknya. Si sulung terkejut dan cepat-cepat mengunci pintu. Tetapi serigala lebih cerdik. Ia langsung meniup rumah jerami itu sehingga menjadi hancur.
Si sulung lari ketakutan ke rumah adiknya si tengah yang terbuat dari kayu. Walaupun pintu telah dikunci, serigala langsung mendobrak rumah kayu itu hingga hancur. Serigala mendekat ke arah kedua anak babi yang sedang berpelukan karena ketakutan. Keduanya langsung lari dengan sekuat tenaga menuju rumah si bungsu. “Cepat kunci pintunya!, nanti kita dimakan”, kata si sulung.
Si bungsu dengan tenang mengunci pintu. “Tak usah khawatir, rumahku tidak akan goyah”, kata si bungsu sambil tertawa. Ketika serigala sampai, ia langsung menendang, mendobrak berkali-kali tetapi malah si serigala yang badannya kesakitan. Serigala akhirnya menyerah dan kemudian langsung pulang. Sejak saat itu, ketiga anak babi ini hidup bersama, dan sang serigala tidak pernah datang
lagi.
Suatu hari, ketiga anak babi pergi ke bukit untuk memetik apel. Tiba-tiba Serigala itu muncul disana. Anak-anak babi langsung naik ke pohon menyelamatkan diri. Serigala yang tidak dapat memanjat pohon menunggu di bawah pohon tersebut. Si bungsu berpikir, lalu ia berteriak, “Serigala, kau pasti lapar. Apakah kau mau apel?”, si bungsu segera melempar sebuah apel. Serigala yang sudah kelaparan langsung mengejar apel yang menggelinding. “Sekarang ayo kita lari!”. Akhirnya mereka semua selamat.
Beberapa hari kemudian, si serigala datang ke rumah si bungsu dengan membawa tangga yang panjang. Serigala memanjat ke cerobong asap. Si bungsu yang melihat hal itu berteriak, “Cepat nyalakan api di tungku pemanas!”. Si sulung menyalakan api, si bungsu membawa kuali yang berisi air panas.
Serigala yang ada di cerobong asap, pantatnya kepanasan tak tertahankan. Malang bagi si serigala, ketika ia ingin melarikan diri, ia terpeleset dan jatuh tepat ke dalam air yang mendidih.
“Waa!”, serigala cepat-cepat lari. Karena seluruh badannya luka, maka ia menjadi serigala yang telanjang.
Sejak saat itu, ketiga anak-anak babi menjalani hidup dengan baik, dengan mengelola lading-ladang mereka. Si sulung dan si tengah sekarang menjadi rajin bekerja seperti si bungsu. Ibu babi merasa bahagia melihat anak-anaknya hidup dengan rukun dan damai.

HIKMAH Cerita Anak Tiga Sekawan : Jika kita bersatu, maka kita akan terhindar dari perpecahan.